I |
KOMPONEN-KOMPONEN ARTIKEL ILMIAH ~1 |
|
1.1 |
Judul Artikel Ilmiah ~1 |
|
1.2 |
Nama dan Alamat Penulis ~1 |
|
1.3 |
Abstrak dan Kata Kunci (Abstract & Keywords) ~2 |
|
1.4 |
Pendahuluan (Introduction) ~2 |
|
1.5 |
Metode (Method) ~2 |
|
1.6 |
Hasil dan Pembahasan (Resut and Discussion) ~3 |
|
1.7 |
Simpulan dan Saran (conclusion and Suggestion) ~3 |
|
1.8 |
Ucapan Terimakasih (Acknowledgement) ~4 |
|
1.9 |
Daftar Pustaka (References) ~4 |
|
1.10 |
Lain-lain ~5 |
II |
TEKNIK PENULISAN NASKAH ARTIKEL ~5 |
|
2.1 |
Petunjuk bagi calon penulis ~5 |
|
2.2 |
Proses penulisan naskah ~6 |
|
2.3 |
Pengiriman naskah ~ 7 |
|
2.4 |
Daftar Pustaka / Rujukan ~ 8 |
III |
LAMPIRAN-LAMPIRAN |
Contoh surat permohonan pemuatan artikel ~10 |
Contoh surat persetujuan komisi pembimbing/promotor ~11 |
Berikut adalah detail penjelasan dari layout penulisan karya Ilmiah diatas :
I. KOMPONEN-KOMPONEN ARTIKEL ILMIAH
1.1 Judul Artikel Ilmiah
Judul dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Judul artikel
yang baik bersifat ringkas, informatif dan deskriptif, terdiri dari
sejumlah kata yang seminimal mungkin, tepat menggambarkan isi tulisan
yang mengandung konsep atau hubungan antar konsep; tepat dalam memilih
dan menentukan urutan kata. Judul disusun tidak terlalu spesifik.
Penggunaan singkatan atau formula kimia sebaiknya dihindari. Judul
ditulis dengan huruf besar (kapital), istilah bahasa asing ditulis
dengan huruf miring
(italic).
1.2 Nama dan Alamat Penulis
Nama diri penulis ditulis tanpa mencantumkan gelar dan penulisan nama
dari satu artikel ke artikel lainnya harus tetap/konsisten, hal ini
penting untuk pengindeksan nama pengarang. Keterangan tentang program
yang ditempuh, alamat penulis dan/atau
e-mail yang dicantumkan harus jelas, dan diletakkan pada catatan kaki
(foot note) di halaman judul dengan ukuran
huruf (font) yang lebih kecil dari ukuran huruf pada isi teks.
Contoh:
DUNIA SIMBOLIK PENGEMIS KOTA BANDUNG
THE SYMBOLIC WORLD OF BEGGARS IN BANDUNG
Engkus Kuswarno
Universitas Padjadjaran
Program Doktor Ilmu Komunikasi
e-mail:
koeskw@unpad.ac.id
1.3 Abstrak dan Kata Kunci (Abstract and Keywords)
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak
merupakan sari tulisan yang meliputi latar belakang penelitian secara
ringkas, tujuan, teori, bahan dan metode yang digunakan, hasil temuan
serta simpulan. Rincian perlakuan tidak perlu dicantumkan, kecuali jika
memang merupakan tujuan utama penelitian.
Abstrak bersifat konsisten dengan isi artikel dan
self explanatory, artinya
rnengandung alasan mengapa penelitian dilakukan (rasionalisasi &
justifikasi), dan tidak rnerujuk kepada grafik, tabel atau acuan
pustaka. Abstrak ditulis dalamjarak 1 spasi dengan jumlah kata tidak
lebih dari 150 kata yang dilengkapi dengan 3 – 5 kata kunci, yaitu
istilah-istilah yang rnewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang
dibahas dalarn artikel.
1.4 Pendahuluan (Introduction)
Dalam pendahuluan dikemukakan suatu permasalahan/konsep/hasil
penelitian sebelurnnya secara jelas dan ringkas sebagai dasar
dilakukannya penelitian yang akan ditulis sebagai artikel ilmiah.
Pustaka yang dirujuk hanya yang benar-benar penting dan relevan dengan
perrnasalahan untuk
rnen”justifikasi” dilakukannya penelitian,
atau untuk mendasari hipotesis. Pendahuluan juga harus menjelaskan
rnengapa topik penelitian dipilih dan dianggap penting, dan diakhiri
dengan menyatakan tujuan penelitian tersebut.
1.5 Metode (Methods)
Alur pelaksanaan penelitian harus ditulis dengan rinci dan jelas sehingga peneliti lain dapat rnelakukan penelitian yang sama
(repeatable and reproduceable). Spesifikasi
bahan-bahan harus rinci agar orang lain mendapat informasi tentang cara
rnemperoleh bahan tersebut. Jika metode yang digunakan telah diketahui
sebelurnnya, rnaka acuan pustakanya harus dicanturnkan. Jika penelitian
terdiri dari beberapa eksperirnen, rnaka metode untuk rnasing-rnasing
eksperirnen harus dijelaskan.
1.6 Hasil dan Pembahasan (Results and Discussion)
Hasil penelitian dalam bentuk data rnerupakan bagian yang disajikan
untuk rnenginformasikan hasil ternuan dari penelitian yang telah
dilakukan. Ilustrasi hasil penelitian dapat rnenggunakan
grafik/tabel/garnbar. Tabel dan grafik harus dapat dipaharni dan diberi
keterangan secukupnya. Hasil yang dikernukakan hanyalah ternuan yang
bermakna dan relevan dengan tujuan penelitian.
Temuan di luar dugaan yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian
harus rnendapat ternpat untuk dibahas. Jika artikel rnelaporkan lebih
dari satu eksperirnen, rnaka tujuan setiap penelitian harus dinyatakan
secara tegas dalarn teks, dan hasilnya harus dikaitkan satu sarna
lain. .
Dalarn Pernbahasan dikemukakan keterkaitan antar hasil penelitian
dengan teori, perbandingan hasil penelitian dengan hasil penelitian lain
yang sudah dipublikasikan. Pemnbahasan menjelaskan pula implikasi
temuan yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan dan pemanfaatannya.
1. 7 Simpulan dan Saran (Conclusion and Suggestion)
Simpulan merupakan penegasan penulis mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Saran hendaknya didasari oleh hasil temuan penelitian,
berimplikasi praktis, pengembangan teori baru (khusus untuk program
doktor), dan atau penelitian lanjutan.
1.8 Ucapan Terimakasih (Acknowledgement)
Ucapan terima kasih dibuat secara ringkas sebagai ungkapan rasa terima kasih penulis kepada tim
promotor/tim pembimbing, dan fihak – fihak yang telah membantu dalam penelitian serta pemberi dana.
1.9 Daftar Pustaka (References)
Bahan rujukan (referensi) yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanya
yang benar-benar disebutkan dalam naskah artikel. Penulisan daftar
rujukan secara lengkap dilakukan pada halaman baru. Agar penulisan
daftar pustaka lengkap, maka daftar dibuat sebagai tahap penulisan
paling akhir. Naskah dibaca dari awal sampai akhir, lalu ditulis dalam
daftar semua referensi yang ada dalam naskah dan daftar tersebut
digunakan untuk menyusun daftar pustaka.
Gaya penulisan pada setiap jumal tidak sarna (disebut: Gaya Selingkung), sehingga harus dipelajari dengan seksama bagaimana
gaya/style dari jumal yang akan dikirimi naskah artikel (
baca:
petunjuk bagi calon penulis). Konteks rujukan yang dicantumkan hanya
yang benar-benar ada kaitannya dengan isi penelitian. Perlu diminimalkan
pencantuman referensi dari skripsi, tesis, disertasi, abstrak,
in press. Bahan rujukan berbahasa asing ditulis sesuai dengan aslinya. Penggunaan
et at, dalam bahan rujukan hanya digunakan jika jumlah penulis terdiri lebih dari 6 orang.
Penulisan daftar pustaka masing-masing bidang ilmu mengikuti pedoman
yang dikeluarkan oleh organisasi intemasional yang menerbitkan publikasi
berkala (lihat
lampiran). Dalam sistem penulisan nama dipergunakan sistem penulisan nama penulis secara intemasional (yaitu, nama keluarga sebagai
entry). Apabila nama keluarga penulis tidak jelas, maka dituliskan nama penulis secara lengkap.
1.10 Lain-Lain
Catatan kaki (
footnotes): ditulis di bagian bawah dan biasa
digunakan sebagai informasi program studi dan alamat penulis. Dalam
bidang ilmu sosial, catatan kaki merupakan keterangan atau penjelasan
atas teks tulisan yang dicatat pada bagian bawah halaman teks tulisan
yang bersangkutan dan diberi tanda tertentu. Penulisan catatan kaki
sebaiknya dibatasi dan biasanya menggunakan ukuran huruf yang lebih
kecil daripada huruf dalam teks.
II. TEKNIK PENULISAN NASKAH ARTIKEL
2.1. Petunjuk bagi Calon Penulis
1.) Artikel yang akan diterbitkan dalam Publikasi Berkala
Penelitian Pascasarjana Universitas Padjadjaran diangkat dari tesis
Program Magister atau disertasi Program Doktor, Program Pascasarjana
Universitas Padjadjaran. Semua mahasiswa
yang akan melaksanakan ujian akhir
diwajibkan menyerahkan naskah untuk artikel seperti dimaksud di atas.
2.) Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan huruf Times New Romans
(font 12),
disusun sistematik dengan urutan sebagai berikut: a) Judul dengan huruf
kapital (singkat dan jelas), b) Nama penulis ditulis di bawah judul
(tanpa gelar) diikuti nama institusi, Universitas Padjadjaran. c)
Abstrak dalam bahasa Inggris dan Indonesia (maksimum 150 kata), d) Kata
kunci
(keywords) 3-5 kata. Sebagai catatan kaki
(footnote) dituliskan
Program Studi dan Bidang Kajian Utama, serta alamat korespondensi
penulis, e) Pendahuluan, f) Metode, g) Hasil dan Pembahasan, h)
Kesimpulan dan Saran, i) Ucapan terima kasih (bila ada) dan,j) Daftar
Pustaka. .Abstrak ditulis dengan jarak 1 spasi. Isi naskah ditulis
dengan spasi rangkap, jumlah halaman naskah keseluruhan
tidak melebihi 15 halaman dengan , format atas dan kiri berjarak 4 cm, kanan dan bawah 3 cm dari tepi kertas kuarto.
3.) Naskah artikel diserahkan dalam bentuk soft-copy dan file
elektroniknya (disket atau CD) bersamaan, dengan berkas pendaftaran
ujian tesis atau disertasi ke Sub Bagian Akademik.
4.) Ilustrasi dalam bentuk foto, gambar, grafik/tabel harus utuh,
jelas terbaca. Penulisan judul tabel letaknya di bagian atas, nama
gambar termasuk grafik letaknya di bagian bawah, dengan nomor urut angka
Arab. Foto (hitam putih) besarnya antara ¼ halaman sampai ½ halaman.
ludul foto ditulis di bagian bawah foto. Untuk ilmu eksakta, penulisan
satuan ukuran menggunakan sistem IU (International Unit System).
5.) Daftar Pustaka / rujukan dalam isi naskah disusun berdasarkan
bidang ilmu masing-masing mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh
organisasi intemasional yang menerbitkan publikasi berkala (lihat
lampiran).
6.) Naskah yang masuk akan diseleksi, diberi catatan dan
dikirimkan kepada redaktur ahli (penyunting ahli) untuk dikoreksi dan
diberi catatan. Selanjutnya penulis melakukan pembetulan naskah dan
mengirimkan kembali naskah yang telah dibetulkan dalam suatu disket atau
CD.
7.) Penulis yang naskahnya dimuat dalam jurnal akan menerima terbitan satu eksemplar.
2.2. Proses Penulisan Naskah
Terdapat banyak sekali jurnal ilmiah untuk setiap bidang ilmu karena
hampir di setiap negara maju, organisasi profesi ilmiahnya menerbitkan
jurnal yang bertaraf internasional. Diantara jurnal-jurnal ilmiah
tersebut tentu saja masing-masing memiliki
inhouse style (gaya selingkung) yang berbeda-beda.
Di lain fihak, kualitas suatu jumal ilmiah sangat ditentukan antara
lain oleh kualitas kerjasama antara pengelola jumal (dewan redaksi),
penyunting ahli dan penulis artikel ilmiah. Bagi seorang peneliti,
adalah suatu prestasi yang membanggakan apabila artikel ilmiah yang
ditulis dari penelitian yang telah di lakukannya dapat dipublikasikan
dalam salah satu jumal ilmiah. Oleh karena itu langkah pertama yang
harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan cara mengikuti
gaya selingkung dari jumal yang diharapkan akan mempublikasikan tulisan
yang dibuat. Secara singkat tahapan yang harus dilalui adalah :
a) Dapatkan dan cermati petunjuk bagi calon penulis yang biasanya dicantumkan pada setiap penerbitan jumal.
b) Tulislah naskah sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan
(format, jenis dan ukuran kertas, marjin (batas) kiri, atas, kanan,
bawah dan lain-lain). Prinsip utamanya adalah mengerti dan memahami
dengan benar pengertian tentang komponen-komponen penyusun (batang
tubuh) suatu artikel.
c) Diamkan naskah yang sudah ditulis untuk sementara waktu,
kemudian bacalah kembali, biasanya akan banyak ditemukan kesalahan dalam
naskah yang telah dibuat.
d) Setelah penulis anggap sempuma, mintalah ternan atau kolega
untuk membaca dan berdiskusi serta memberikan komentamya. Pertimbangkan
komentar mereka dalam memperbaiki naskah kita.
2.3 Pengiriman Naskah
Sebelum dikirimkan kepada dewan redaksi (penyunting ahli) Publikasi
Berkala Penelitian Pascasarjana Universitas Padjadjaran, naskah artikel
yang telah disusun diberikan kepada tim pembimbing / promotor untuk
ditelaah dan dikoreksi. Setelah naskah selesai diperbaiki sesuai dengan
saran tim pembimbing / promotor, naskah artikel dilampirkan dalam berkas
pengajuan UT/UD, disertai 1 lembar surat pernyataan bahwa naskah telah
diperiksa, dikoreksi dan disetujui tim pembimbing / promotor. Setelah
lulus UT/UD dan telah melakukan revisi, naskah artikel ilmiah (yang
telah direvisi) dikirimkan ke perpustakaan sebagai prasyarat wisuda,
dengan mengikuti cara pengiriman naskah kepada dewan redaksi seperti
yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1 lembar surat permohonan pemuatan artikel,
1 eksemplar naskah artikel dalam bentuk print out,
1 buah disket/CD berisi file naskah dengan menyebutkan
word processor yang digunakan.
Perpustakaan akan melanjutkan pengiriman naskah artikel tersebut kepada Dewan Redaksi.
2.4. Daftar Pustaka / Rujukan
Penulisan daftar pustaka masing-masing bidang ilmu disusun mengikuti
pedoman yang dikeluarkan oleh organisasi intemasional yang menerbitkan
publikasi berkala. Canturnkan nama semua penulis bila tidak lebih dari 6
orang, dan bila lebih dari 6 orang penulis, tuliskan nama 6 penulis
pertama dan selanjutnya
et al. Jumlah rujukan sebaiknya dibatasi sampai 25 buah dan secara umum merujuk pada tulisan yang terbit dalam satu dekade terakhir
Perlu dihindari penggunaan abstrak sebagai rujukan. Materi yang telah
dikirim untuk publikasi tetapi belum diterbitkan harus dirujuk dengan
menyebutkannya sebagai pengamatan yang belum dipublikasi
(unpublished observation) seizin
nara sumber. Makalah yang telah diterima untuk publikasi tetapi belum
terbit dapat digunakan sebagai rujukan dengan perkataan
“in press” .
Hendaknya juga dihindari rujukan berupa komunikasi pribadi
(personal communication), kecuali
untuk informasi yang tidak mungkin diperoleh dari sumber umum. Sebutkan
nama sumber dan tanggal komunikasi, dapatkan izin tertulis dan
konfirmasi ketepatan dari sumber komunikasi. Contoh cara menuliskan
beberapajenis rujukan adalah sebagai berikut:
(1) Pengarang tunggal:
Goldschmidt, W. 1992.
The Human Career The Self in the Symbolic World. Cambridge: Black Well
(2) Pengarang bersama:
Corcoran, K. & Fischer, 1. 1987.
Measure for Clinical Practice: a Source Book. New York:The Free Press.
(3) Editor atau Penyunting:
Koentjaraningrat (ed). 1983.
Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia
(4) Teljemahan:
Scott, J.C. 2000.
Senjatanya Orang-Orang Yang Kalah. Terjemahan A. Rahman Zainuddin, Sayogyo dan Mien Joebhaar. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
(5) Bab dalam buku:
Fleishman, LA. 1973. Twenty Years of Consideration and Structure. Dalam Fleishman, LA. & Hunt, J.G.. (ed.).
“Current Development in the Study of Leadership “Selected Reading, hIm. 1-37. Carbondale: Southern Illinois University Press.
(6) Jumal:
Persoon, G.A. 2002.
Isolated Islanders or Indigenous People: the Political Discourse and its Effects on Siberut (Mentawai Archipelago, West-Sumatra). Antropologi Indonesia 68:25-39
(7) Rujukan elektronik:
Boon, J. (tanpa tahun).
Anthropology of Religion. Melalui, <http://www.indiana.edu/-wanthro/reliogion.htm>[10/5/03]
Kawasaki, Jodee L.,and Matt R.Raven. 1995.
“Computer-Administered Surveys in Extension”. Journal of Extension 33 (June). E-Joumal on-line. Melalui
<ttp://www.joe.org/june33/95 .html > [06/17/00]
PANDUAN PENYUSUNAN DALIL
- 1. Latar Belakang [1]
Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran bertujuan memberikan
pengalaman studi agar peserta program memiliki etika yang meluruskan,
motivasi yang kuat, dan kemampuan profesional di bidang ilmu, serta
seni, agar tercipta karya ilmiah yang berbobot, original, dan aktual
serta berhasil guna bagi peningkatan kesejahteraan hidup manusia.
Tujuan Pendidikan Program Doktor diarahkan pada hasil lulusan yang
memiliki kualifikasi sebagai berikut:
(1). Mempunyai kemampuan mengembangkan ilmu, teknologi,
dan/atau kesenian baru di dalam bidang keahliannya melalui penelitian
dan/atau kemampuan penerapannya guna pemecahan masalah;
(2). Mempunyai kemampuan mengelola, memimpin, dan mengembangkan program penelitian;
(3). Mempunyai kemampuan pendekatan interdisipliner dalam berkarya.
dengan demikian lulusan Program Doktor Unpad hendaknya memiliki karakteristik:
(1). Memiliki wawasan yang luas dalam bidang ilmunya;
(2). Memiliki kemampuan untuk bekerja multidisiplin;
(3). Memiliki kepedulian terhadap bidang pendidikan.
Agar diperoleh lulusan Program Doktor Unpad seperti di atas, maka
dalam tahap penyelesaian studi terdapat suatu kewajiban bagi mahasiswa
Program Doktor untuk menyusun ”dalil” yang berkaitan dengan disertasi
yang ditulisnya, dengan bidang ilmunya, dengan ilmu lainnya serta bidang
pendidikan.
Penyusunan dalil, sebagai bagian terpisah dari disertasi program
doktor, merupakan proses yang cukup menantang bagi seorang promovendus.
Penyusunan dalil disyaratkan untuk memperoleh persetujuan dari Tim
Promotor Program Doktor yang menyatakan bahwa dalil yang diajukan
promovendus merupakan dalil yang memuat nilai-nilai ilmiah (
scientifically sound), dapat dipertahankan (
defendable), dan dapat mengundang diskusi ilmiah dalam konteks pro dan kontra (
opposability).
Untuk menjabarkan apa yang dimaksud dengan penyusunan dalil dalam
penyelesaian disertasi tersebut disusun ”Pedoman Penyusunan Dalil
sebagai Syarat Ujian Disertasi”.
- 2. Pengertian dan Persyaratan Dalil
Istilah dalil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) diartikan
pendapat yang dikemukakan dan dipertahankan sebagai suatu kebenaran. Suatu dalil ditulis dalam bentuk proposisi yang harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
(1) Mempunyai bentuk hubungan (deskripsi, komparasi, eksplanasi dan kausalitas);
(2) Memiliki keeratan pertalian hubungan antar konsep atau variabel (
proposition linkage);
(3) Memiliki nilai informasi yang tinggi (
high informative value) sehingga tidak menimbulkan kesalahan interpretasi.
Oleh karena itu, dalam penyusunan dalil, konsep atau variabelnya
tidak terlalu abstrak. Untuk memudahkan mencerna dan memahami penyusunan
dalil, ada beberapa pengertian tentang konsep yang perlu diperhatikan,
yaitu:
(1) Pertalian adalah kaitan logis antara paling sedikit dua konsep yang menjadikan seseorang mengetahui.
(2) Hubungan adalah pengaruh-mempengaruhi antara paling sedikit dua konsep. Bisa hubungan
logical consequence atau
empirical consequence.
(3) Sinonim seperti hubungan
pengaruh dan
dampak.
Dampak biasanya
pengaruh sampingan dari yang diharapkan baik positif maupun negatif.
(4) Premis (pangkal pikiran) adalah ketentuan yang dianggap benar
dan berguna dalam upaya deduksi, biasanya bersifat non empiris.
(5) Postulat (patokan pikir) adalah ketentuan empiris yang diterima
sebagai suatu hal yang benar, maka terhadapnya tidak dilakukan
pengujian empiris, juga berfungsi sebagai jembatan dalam upaya deduksi
(untuk menurunkan premis) .
(6) Hipotesis adalah hasil inferensi dari suatu
logical construct dalam bentuk proposisi baik memerlukan pengujian empiris maupun bagi pedoman penelitian empiris.
Bagi promovendus dalil merupakan opini tentang apa saja yang
menyangkut keilmuan di dalam atau di luar bidang ilmu yang digelutinya
dan dirumuskan dalam bentuk proposisi. Dalil yang disusun menunjukkan
kepedulian promovendus untuk mengetahui segala macam yang diciptakan
Tuhan bagi kepentingan hidup manusia. Di samping itu, dalil dalam ujian
disertasi berfungsi sebagai jembatan interaksi tatap muka dengan para
guru besar dari berbagai bidang keilmuan. Dengan dicetuskannya
dalil-dalil dalam ujian disertasi yang mungkin salah atau benar,
promovendus menarik perhatian khalayak ramai bahwa di dunia ini ada
sesuatu yang penting, yang memiliki nilai heuristik untuk diungkapkan
lebih jauh.
Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa kata kunci, yaitu
opini,
tentang apa saja,
proposisi,
kepedulian,
mengetahui,
berfungsi,
salah atau benar,
khalayak ramai,
nilai heuristik dan
diungkapkan (lebih jauh). Secara rinci kata-kata kunci tersebut diuraikan sebagai berikut:
(1) Opini: pendapat
Opini atau pendapat merupakan sebagian dari hak asasi manusia. Dengan
diharuskannya menyusun dalil, promovendus diakui dan diindahkan haknya
untuk mengutarakan pendapatnya secara bebas tentang apa pun opini dalam
menunjukkan sikap. Opini yang diutarakannya atau dalil itu boleh diambil
dari pernyataan orang lain, namun promovendus harus dapat
menjelaskannya dengan baik dan menyelaminya dengan sepenuh hati.
(2) Tentang apa saja
IImu itu luas, tidak ada batasnya. Setiap orang yang mempunyai
perhatian yang luas, ia akan memiliki suatu opini tentangnya. Misalnya,
seorang ekonom mempunyai perhatian di bidang fisika, kedokteran, sastra,
agama, atau apa saja, dan sebaliknya.
(3) Kepedulian
Setiap orang harus peduli tentang apa saja yang ada di sekitarnya.
Seorang sarjana di bidang apa saja tentu akan tertarik dan peduli
tentang bagaimana dokter mengobatinya, bagaimana montir memperbaiki
mobilnya, bagaimana restoran menyodorkan rekeningnya, bagaimana ia
memperoleh tagihan pajak, bagaimana pembantu rumah tangganya malas
melaksanakan perintah-perintahnya, dan sebagainya. Semua kejadian itu
membangkitkan dalam dirinya rasa ingin tahu mengapa hal tersebut terjadi
seperti itu.
(4) Proposisi
Proposisi pada umumnya merupakan pertalian dari paling sedikit dua
konsep (atau dalam bentuk variabel). Pertalian dapat dinyatakan:
a. pertalian yang bersifat deskriptif berupa definisi antara suatu
konsep dengan sifat-sifatnya (indikator), misalnya, dirawat di rumah
sakit (konsep) memerlukan dipenuhinya kriteria (sifat)
p,
q,
r, dan
s;
b. pertalian yang bersifat komparatif/klasifikatoris, misalnya, harga daging sapi lebih tinggi daripada harga ikan mas;
c. pertalian yang bersifat kausal, misalnya, bahwa
exposive terhadap suhu tinggi-rendah menjadikan ketahanan sepotong metal lebih besar terhadap korosi.
(5) Mengetahui
Dalam sains, seseorang disebut mengetahui bila mencapai pertalian dalam tiga hal:
a. Definisi dengan sifat-sifatnya
Setiap konsep (pengertian) dalam ilmu apa pun selalu didefinisikan
melalui sifat-sifatnya yang disebut kriteria. Bila salah satu sifat atau
kriteria itu tidak terpenuhi, ia tidak memenuhi konsep tersebut. Akan
tetapi, bila lebih dari satu, ia tetap memenuhi, namun biasanya ia
disebut dengan konsep lain. Suatu konsep disebut dengan berbagai istilah
atau sebaliknya, satu istilah menunjukkan berbagai konsep. Di Indonesia
ada satu kelebihan, yaitu kepantasan, misalnya, istilah
wanita lebih pantas daripada
perempuan,
kemunduran lebih baik disebut
peralihan. Oleh karena itu, promovendus harus memegang teguh bahasa ilmiah dalam merumuskan dalil-dalil.
b. Pertalian komparatif/klasifikatoris
Ini adalah usaha untuk menjawab pertanyaan
X itu binatang apa? Maka
X
ditaruh dalam suatu kelas berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya.
Kita merasa mengetahui bila kita tahu kelasnya. Komparasi adalah
membandingkan dua (atau lebih) individu atau dua (atau lebih) kelas.
Kemungkinan pertalian di antara keduanya:
- Kera itu binatang (kera kecil termasuk binatang)
- Harimau dan singa (kedua binatang itu sejajar)
- Harimau itu binatang buas (sesuatu yang khusus dari suatu kelas)
- Musang itu pemakan ayam (suatu sifat khusus dan negatif dari suatu kelas)
- Yang makan ayam itu musang, bukan kucing (yang berperan berpengaruh
itu A, bukan B): ini negasi penegasan dari kemungkinan yang sama.
- Bukan faktor akselerasi, tetapi esensial
Bantahan terhadap Mosher tentang kredit pertanian
Sokongan Selo Sumardjan tentang peranan pemerintah dalam upaya pertumbuhan koperasi
- Benar bahwa yang menentukan adalah the man behind the gun, akan tetapi bisa pula the gun behind the man (misal kasus CN 235 Merpati)
- Hukum-hukum yang bersifat aljabar: kesamaan, plus, minus, ketidaksamaan
c. Pertalian kausal, yaitu ”
karena X, maka Y”
Proposition linkage dalam kausalitas bisa dinyatakan:
1).
Reversible proposition linkage
Keeratan pertalian ” timbal balik ”.
”Karena
X maka
Y, juga karena
Y maka
X”
2).
Stochastic proposition linkage
Keeratan pertalian yang menyatakan ”ketidakpastian” atau menyatakan kecenderungan/kemungkinan.
”Karena
X maka cenderung/mungkin
Y”
3).
Sequential proposition linkage
Keeratan pertalian yang menyatakan terjadinya akibat di masa yang akan datang (nanti/kelak).
”Karena
X maka nanti/kelak
Y ”
4).
Contingent proposition linkage
Keeratan pertalian yang menyatakan terjadinya akibat dengan ”suatu syarat”.
”Karena
X maka
Y dengan syarat
Z”
5).
Substitutable proposition linkage
Keeratan pertalian yang menyatakan penyebab ”berganti-ganti”
”Karena
X maka
Y”
”Karena
P maka
Y”
”Karena
Q maka
Y”
Jadi
X dapat berganti dengan
P,
Q, dan sebagainya.
6).
Irreversible proposition linkage
Keeratan pertalian ”searah (tidak timbal balik)”.
”Karena
X maka
Y” ; ” tidak karena
Y maka
X”
7).
Deterministic proposition linkage
Keeratan pertalian yang menyatakan ”kepastian”.
”Karena
X maka pasti
Y”
8).
Coextensive proposition linkage
Keeratan pertalian yang menyatakan ”dengan sendirinya”.
”Karena
X maka dengan sendirinya
Y”
9).
Sufficient proposition linkage
Keeratan pertalian yang menyatakan ”kecukupan
(tanpa ada syarat apa pun)”.
”Karena
X tanpa syarat apa pun maka
Y”
10).
Necessary proposition linkage
Keeratan pertalian yang menyatakan ”keharusan (seharusnya)”.
”Karena
X maka seharusnya
Y”
(6) Bernilai heuristik
Bernilai heuristik berarti bernilai luhur, jauh implikasinya. Pertanyaan-pertanyaan
trivial (dangkal)
seperti setiap orang bertelinga dua; setiap orang bergigi 32, 16 di
atas dan 16 di bawah; Indonesia berkebudayaan luhur, proposisi-proposisi
seperti itu sudah biasa diucapkan orang, maka tidak menarik lagi,
meskipun 100% benar. Adapun pernyataan atau proposisi yang bernilai
heuristik
yang dalam bisa memukau orang karena orang pada
umumnya tidak sampai pada pengetahuan seperti itu. Apa yang memukau itu?
Biasanya yang bertentangan atau bersifat meluruskan opini yang sudah
ada, sehingga menggugah untuk diungkapkan lebih lanjut.
(7) Salah atau benar
Pernyataan dalam dalil-dalil bisa salah, bisa pula benar. Dalam
penyusunan dalil, harus diupayakan agar dalil yang disusun itu memiliki
kegunaan, seperti kriteria untuk dirawat di rumah sakit, perlunya
quality control terhadap pabrik-pabrik besar, tidak sekadar terhadap pabrik kecil, dan sebagainya.
(8) Berfungsi
Dalam ujian disertasi dalil berfungsi sebagai jembatan tatap muka
dengan guru besar-guru besar dari bidang lain. Juga dalil berfungsi
sebagai tali kemitraan di antara para guru besar sendiri. Semuanya akan
memperoleh keterangan dari bidang lain.
(9) Khalayak ramai
Dalil-dalil yang baik (atau memukau) pasti dapat menembus
dinding-dinding ruang ujian pascasarjana dan sampai ke tangan khalayak
ramai. Di tangan khalayak ramai, dalil bisa menimbulkan
snowbolling effect.
(10) Diungkapkan lebih jauh .
Dalil-dalil yang memukau memperoleh sponsor untuk diungkapkan lebih
jauh, berupa penelitian ataupun uji coba. Inilah tandanya dalil yang
berhasil.
Berdasarkan uraian di atas, dalil yang dapat disetujui oleh Tim Promotor adalah dalil yang ditulis dengan bahasa ilmiah (
scientifically sound), dapat dipertahankan di muka publik (
defendable) serta dapat mengundang pertanyaan yang pro dan kontra (
opposability), sehingga dapat menjadi topik menarik dalam diskusi ilmiah.
Kriteria-kriteria di atas ditentukan untuk menghindari suatu kondisi
yang mungkin terjadi kesalahan dalam proses pengujian disertasi. Dalam
hal ini mungkin saja terjadi bila kriteria dalil tidak ditentukan maka
akan terjadi proses pengujian sebuah dalil yang memuat humor yang tidak
berbobot. Hal ini juga dimaksudkan bukan berarti bahwa dalil yang
diajukan tidak diizinkan untuk memuat sesuatu yang humoris, namun perlu
suatu aturan yang membatasi sehingga dalil ini betul-betul dapat
menunjukkan kemampuan promovendus yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan yang luas tidak sekedar terbatas pada bidang ilmu yang
dikuasainya saja.
Selanjutnya, peran Tim Promotor dalam proses pematangan suatu dalil
juga merupakan suatu hal yang sangat penting, di mana pengawasan dan
persetujuan Tim Promotor dalam hal ini akan menjadi poin utama dalam
proses pematangan suatu dalil. Hal ini mendorong perlunya komunikasi
intensif antara promovendus dan Tim Promotor dalam mempersiapkan dalil
mana yang akan diajukan untuk dipertahankan pada sidang terbuka di depan
publik.
III. Komposisi Penulisan Dalil
Mengingat bahwa dalil yang diajukan harus memiliki nilai heuristik di
satu pihak dan harus diselami dengan baik di pihak lain, setiap
promovendus hanya diwajibkan mengajukan tujuh (7) buah dalil saja, yang
susunannya sebagai berikut:
(1) Dua buah yang berkaitan dengan disertasinya (disarankan
bukan abstrak atau simpulan, namun hal lain yang menarik dari hasil
penelitian disertasi);
(2) Dua buah yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang digelutinya;
(3) Dua buah yang berkaitan dengan disiplin ilmu di luar yang digelutinya, bertalian dengan
social responsibility promovendus sebagai
Ph.D. holder;
(4) Satu buah yang berkaitan dengan bidang pendidikan.
IV. Penutup
Kewajiban menulis dalil sebagai syarat ujian disertasi memberikan
kesempatan kepada promovendus untuk menunjukkan nilai lebih dalam
mengambil simpulan yang mengerucut secara keilmuan sedemikian sehingga
filosofi keilmuan dan pengetahuan yang dikuasainya dapat dijadikan
kekayaan intelektual. Khususnya bagi lulusan Program Doktor Universitas
Padjadjaran, dalil yang disusun dapat dijadikan satu parameter
keberhasilan seorang doktor dalam memaknai keilmuan yang digelutinya,
tidak dibatasi pada bidang kajiannya saja.
[1] Panduan Penyusunan Dalil berdasdarkan tulisan Prof.Herman Soewardi, Ir. dengan judul Dalil-dalil dalam Ujian Disertasi, 2004.